Kehidupan Anjing

Anjing yang dulunya hanya bisa menggonggong, menjilat kotoran, kencing dan berak sembarangan, menggigit pantat dan banyak lagi kebiasaan buruk yang menempel pada diri anjing sebagai binatang, memaksa perasaan timbulkan jijik dan marah saat mendengar namanya, padahal tidak selamanya demikian bila kita mencoba tuk memahami bahwa ia hanyalah seeokor binatang yang juga butuh makan untuk mempertahankan hidupnya.



Tudingan itu dari satu sisi tidaklah manusiawi karena memang anjing hanyalah binatang, di lain sisi hal itu ada benarnya, karena manusia suka akan hal-hal yang berbau manusiawi yang kadang mengakibatkan mereka secara sadar maupun tidak untuk menyukai dan cinta akan anjingiyawi, dan hal itu pun sama sekali tidaklah anjingiyawi karena manusia tetaplah manusia, dan mungkin anjing hanya dapat menertawakan mereka.

Anjing di zaman sekarang ini, sangat dibutuhkan keahliannya yang melebihi alat diteksi mutakhir oleh manusia, dengan latihan yang intensif, insting anjing semakin peka, dan hewaninya pun condong pada hayawan naatiq mirip dengan manusia. Kehebatannya itu terbukti dengan digunakan anjing sebagai alat pelacak yang masih dapat mengimbangi alat-alat yang mutakhir oleh pihak kepolisian, bahkan jasa anjing digunakan oleh sebagian orang kaya sebagai satpam yang menyerupai robot. Hal ini menunjukkan bahwa anjing dan hewan lainya mempunyai kecondongan untuk menjadi HAYAWAN NATIQ meskipun tidak mempunyai kelebihan akal.

Dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan tentang keberadaan manusia dan kurang rasa syukur, maupun karena pendidikan dan pelatihan yang dituntut oleh lingkungan maupun orang-orang yang berada di sekitarnya, memaksa manusia untuk berubah dan sengaja untuk ber-anjingiyawi. Mengapa demikian? Anjing ingin menyerupai manusia sementara manusia malah ingin menjadi anjing, mungkin hal itulah yang dinamakan manusiawi, karena yang gemuk ingin menjadi kurus dan yang kurus ingin menjadi yang gemuk, dan itulah manusia. Namun jika yang di atas selamanya tidak akan pernah mau di bawah, dan yang kaya tidak akan pernah ingin menjadi miskin dengan cara anjingiyawi, jelas hal itu adalah anjingiyawi.

Untuk itu, kembalikan ke diri masing-masing dengan menggunakan tolak ukur yaitu: “Addunya Jiyfatun, Wa Tholibuha Kilabun”, dunia itu bagaikan daging yang busuk, dan yang menuntutnya hanyalah anjing.

Anjing-anjing terdidik dan terpelajar makannya adalah daging, susu dan makanan kaleng lainnya, kencing dan beraknya pun teratur dan pada tempatnya, sedangkan anjing liar, makannya adalah kotoran dan sampah. namun karena dunia kian dipenuhi oleh keburukan, bisul dan borok moral manusia, maka dunia akan tetap menjadi kejaran dan tuntutan anjing.

Anjing hanyalah binatang yang juga mempunyai kebutuhan, anjing tidak pernah mencela manusia  dan anjing meskipun tanpa diberi nalar, instingnya dapat mengetahui mana yang lebih baik dari yang baik, dan tetap berusaha menjadi baik, masa manusia tidak?

2 thoughts on “Kehidupan Anjing

  1. assalamu’alaikum wr wb

    sehubungan dengan adanya tesis saya tentang tanah adat negeri maluku, maka saya memohon kepada pemerintah negeri laha kiranya dapat membatu saya untuk memperoleh bukti kepemilikan tanah ulayat tersebut, diataranya :
    1. Register DATI
    2. Surat Perjanjian antara Negri Laha dan TNI AU
    besar harapan saya untuk dapat memperolah bahan tersebut.

    wasalamu’alaikum wr wb

    Izai_l@yahoo.com

Leave a reply to Izai Cancel reply